MAKASSAR - Selama 17 tahun terakhir, Sriwijaya Air tidak pernah mengalami insiden pesawat jatuh. Selama ini hanya insiden ringan yang tidak begitu signifikan dampaknya.
Hal ini seperti diakui District Manager Sriwijaya Air Makassar Frederik Josef.
Menurutnya, tragedi jatuhnya pesawat SJ 182 rute Jakarta-Pontianak, di lepas pantai Jakarta, Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1) lalu menjadi pukulan telak bagi manajemen maskapai Sriwijaya Air.
Pasalnya selain kerugian materil, kejadian nahas ini juga merenggut 56 nyawa.
“Tragedi ini sangat memukul manajemen Sriwijaya Air. Cobaan ini paling berat karena selama 17 tahun terakhir tidak pernah ada insiden seperti ini. Selama ini hanya insiden ringan yang tidak begitu signifikan dampaknya. Tapi kalau ini sangat fatal,” tutur Frederik saat dijumpai di sela-sela gelaran Doa bersama Lintas Agama untuk Korban Musibah Sriwijaya Air SJ 182 dan Bencana Gempa Sulbar, di Claro Hotel Makassar, Senin (18/1).
Menurut Frederik, selain merenggut korban asal Makassar (Ricko Mahulette), pesawat nahas itu juga memakan korban satu keluarga yakni Supianto (37), Rusni (44) beserta anak balitanya Abida Dania (2) warga Kampung Mattagie, Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
“Selain korban dari Makassar, juga ada warga Pinrang, sampai saat ini belum teridentifikasi,” katanya dikutip dari Fajar.
Untuk itu, Sriwijaya Air berkomitmen untuk melakukan pendampingan kepada keluarga korban.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan kepada pihak keluarga dengan semaksimal mungkin,” lanjutnya.
Mewakili manajemen Sriwijaya Air, ia berharap insiden fatal ini menjadi kejadian terakhir baik untuk Sriwijaya maupun seluruh penerbangan Indonesia.
“Kami berharap ini yang terakhir buat kami dan seluruh penerbangan di Indonesia. Kami senantiasa mendoakan para korban mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan yang Maha Esa. Dan keluarga yang ditinggal diberi ketabahan serta kekuatan,” ucap Frederik dengan suara lirih. (endra/fajar/ima)
KNKT) mengungkap temuan awalnya terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, 9 Januari lalu.
Keluarga korban tragedi Sriwijaya Air SJ-182 harus didampingi pengacara andal dan berpengalaman, agar mereka mendapatkan hak-haknya.
Ahli waris korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak akan segera mendapat santunan dari pihak maskapai.
Hingga operasi pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dihentikan, Kamis (21/1) kemarin, baru 47 penumpang yang teridentifikasi.
Pencarian cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ-182rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) lalu, tetap dilanjutkan.
Pemerintah resmi menghentikan operasi pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) lalu.
Aparat diminta bisa bersikap adil menyikapi kasus kerumunan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Habib Rizieq Shihab (HRS).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Habib Rizieq Shihab (HRS) dinilai sama-sama melanggar protokol kesehatan (prokes).
Presiden Jokowi, sedianya dilaporkan atas dugaan pelanggaran protokol kesehatan saat melakukan kunjungan kerja di Maumere pada Selasa (22/2) kemarin.Namun,
Kerumunan yang terjadi saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan kerumunan yang terjadi saat masyarakat menjemput
Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) Gde Siriana Yusuf mendesak Kapolri untuk membenahi anggotanya yang doyan bergaya koboi jalanan. Hal ini
Dalam unggahan akun instagramnya, relawan Covid-19 dokter Tirta Mandira Hudhi memberi pembelaan kepada Presiden Joko Widodo terkait kerumunan itu.Dokter Tirta