JAKARTA - Langkah Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) dalam memperjuangkan dan mendesak pemerintah untuk menjalankan putusan Mahkamah Agung terkait menyediakan vaksin halal dan menghentikan penggunaan vaksin haram untuk masyarakat muslim mendapat dukungan dari masyarakat.
Survei terbaru Media Survei Indonesia (MSI) mencatatkan 92,9 persen masyarakat setuju dan mendukung hal itu.
Adapun survei MSI ini dilakukan pada 1–7 Mei 2022. Pengambilan data melalui wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner yang tersimpan di aplikasi.
Total responden sebanyak 1.220 pemudik yang tersebar di titik-titik keberangkatan atau tempat peristirahatan pemudik, seperti Rest Area Tol Jakarta-Cikampek (Rest Area KM 57, KM 62), Rest Area Tol Jakarta-Merak (KM 43), Terminal Kampung Rambutan, Kalideres, Pulogebang, Tanjung Priuk, serta Stasiun Gambir dan Stasiun Senen),
Penentuan responden dilakukan secara nonprobabilistik dengan metode purposive sampling. Kriteria responden pemudik selain beragama Islam, adalah mereka yang berusia 17 tahun ke atas dan sudah divaksin Covid-19.
"Mayoritas responden 92,9 persen setuju dan mendukung sikap YKMI. Hanya 0,4 persen yang tidak setuju dan tidak mendukung. Sisanya 6,7 persen tidak menjawab," demikian data hasil survei MSI bekerjasama dengan YKMI yang dirilis, Jumat (13/5).
Menanggapi hal itu, Pembina YKMI KH Jamaluddin F. Hasyim mengatakan, banyaknya dukungan masyarakat terhadap arah gerak YKMI dalam memperjuangkan vaksin halal menunjukkan kepedulian masyarakat muslim terhadap perintah syariat agama untuk menerima dan mengkonsumsi yang halal masih sangat tinggi.
Sehingga, kata dia, pemerintah harus segera merespon hal ini agar kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya tidak tergerus dan luntur.
"Kami meminta pemerintah jangan anggap remeh hal ini. Presiden Jokowi yang katanya mendukung Indonesia sebagai pusat halal dunia harus menunjukkan langkah konkretnya. Jangan sampai ketidakpatuhan terhadap Putusan MA ini menjadikan umat mengalami moral distrust kepada pemerintah," kata Jamaluddin dalam keterangannya, Sabtu (14/5).
Selain itu, kata Jamaluddin, mengutip data hasil survei sebanyak 38,2 persen masyarakat mengatakan Presiden Joko Widodo sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terkait penyediaan vaksin halal.
Kemudian 31,4 persen masyarakat mengatakan tanggung jawab itu ada di tangan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan 15,5 persen masyarakat mengatakan Ketua Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto.
"Data itu menunjukkan tingginya harapan masyarakat terutama yang muslim berharap Pak Jokowi jangan sampai mengecewakan masyarakat. Begitupun kepada Pak Menteri Budi Sadikin, kita ini negara yang mayoritas penduduknya muslim, dan 95,8 persen masyarakat akan memilih vaksin halal," tegas Jamaluddin dikutip dari RMOL.id. (ima/rtc)
Pemerintah didesak segera menjalankan putusan Mahkamah Agung (MA) terkait kewajibannya menyediakan vaksin Covid-19 yang halal.
Somasi terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Kesehatan, dan KPC PEN dilayangkan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI).
Permohonan uji materiil Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YMKI) atas Perpres 99/2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dikabulkan MA.
Putra Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Eril) dikabarkan hilang di Swiss. Putra pertama gubernur Jawa Barat itu dikabarkan hilang terseret arus Sungai
Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan pembangunan oleh pemerintah melalui implementasi program dan kegiatan.
Pencarian putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz yang terseret arus saat ini masih belum menemui titik terang. Pemuda yang karib disapa Eril itu,
Indah namun mematikan. Begitu reputasi Sungai Aare yang mengalir di wilayah Konfederasi Swiss, lokasi hilangnya putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang
Kepolisian Swiss beserta tim SAR melanjutkan proses pencarian putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa dipanggil Eril
Hasil Survei terbaru lembaga PSI menemukan mayoritas responden puas dengan kinerja pada penanganan dan pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19.