JAKARTA - Pada 12 Mei lalu, seorang pria bernama Rizal Afif ditangkap Anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak atau PPA Satreskrim Polres Bogor.
Polisi terpaksa menembak kaki Rizal Afif yang berusaha melawan petugas. Tersangka penculik anak berusia 27 tahun asal Depok lantas dibawa ke kantor Polres Bogor, Cibinong untuk diperiksa.
Aktivis media sosial, Eko Kuntadhi menyebut Rizal Afif dibayar untuk berbohong mengaku sebagai mantan narapidan teroris (napiter) di Podcast ahli hukum tata negara, Refly Harun.
Kabarnya, Rizal Afif dibayar Rp7 juta. Kini, Rizal Afif ditahan di Polres Bogor karena kasus penculikan anak.
Melalui cuitan di akun Twitternya, Eko Kuntadhi mengatakan hal dilakukan dengan tujuan membela terdakwa terorisme, Munarman atas arahan Bahar bin Smith dan Refly Harun.
"Waduh. Kabarnya Rizal Afif dibayar Rp7 juta untuk berbohong ngaku mantan Napiter di podcastnya Refli Harun. Tujuannya membela Munarman. Atas arahan Bahar Smith dan Refli. Gerombolan ini memang hidup dari kebohongan ke kebohongan selanjutnya. Tp ngaku paling beragama," cuit Eko Kuntadhi seperti dikutip dari akun Twitter @_ekokuntadhi pada Senin (16/5).
Bersama cuitannya, Eko Kuntadhi juga melampirkan gambar bertuliskan informasi soal Refly Harun dan Rizal Afif.
"Seindonesia ditipu, Podcastnya Refly Harusnya Hoax dan berbahaya!!!” demikian tertulis pada bagian atas gambar tersebut. Rizal Afif bukan mantan napiter,” demikian bunyi tulisan itu.
Dalam gambar tersebut juga dikatakan bahwa Refly Harun adalah sutradara di balik semua hal ini.
“Dia, Bahar Smith, dan Munarman dalam satu lingkaran. Rizal Afif bukan mantan napi teroris seperti yang di Podcast Refly Harun. Ini settingan Bahar Smith. Rizal Afif disuruh ngaku mantan Napiter untuk membantu ‘menyelamatkan’ kasus Munarman. Kalapas Gunung Sindur membantah bahwa Rizal Afif bukanlah Napi Teroris. Rizal Afif masuk rutan gunung sindur karena kasus kerusuhan Bawaslu,” bunyi tulisan tersebut.
Dalam rangkaian cuitannya, Eko Kuntadhi juga menyinggung Rizal Afif hanyalah seorang predator seks anak.
Menurutnya, Rizal Afif menjadi pengumpul massa pembuat kerusuhan usai mengenal Bahar Smith di penjara.
“Rizal Afif cuma seorang predator seks. Nyulik anak kecil untuk dimangsa. Ia juga penipu yang kena kasus pidana."
“Setelah kenal Bahar Smith di penjara, profesinya berubah. Jadi pengumpul masa untuk membuat kerusuhan. Anak-anak STM yang pernah rusuh di Jakarta hasil kerja orang ini,” tulis Eko Kuntadhi dikutip dari Fin.co.id. (ima/rtc)
Selalu menempati 3 besar di antara calon yang digadang-gadang untuk maju calon presiden, ahli hukum tata negara Refly Harun sangat menyayangkan jika Gubernur
Pakar hukum tata negara Refly Harun mengaku tidak mengenal Rizal Afif. Dia mengungkapkan alasannya mengundang Rizal Afif yang kini ditahan di Polres Bogor dalam
Budiman Sudjatmiko mengaku mengenalpakar hukum tata negara, Refly Harun. Dia akui mengenalnyasewaktu kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ali Mochtar Ngabalin kembali sindir Refly Harun. Dia menilai isi kepala Refly Harun hanya ada fitnah dan kebencian. Itu diungkapkan Tenaga ahli Kantor Staf
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin dan Politikus PDIP Ruhut Sitompul kompak membalas pernyataan pengamat politik, Refly Harun yang menyebut
Kerap menangkap dan memenjarakan seseorang yang menyampaikan aspirasi lewat kritik pedasnya, tindakan aparat penegak hukum mengherankan banyak kalangan.Refly
Usai heboh kabar misi perdamaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibantah Ukraina, di media sosial beredar foto Jokowi memangku seorang wanita seksi di pantai.&
Bareskrim Polri membuka penyelidikan terkait dugaan penyelewengan dana umat oleh organisasi sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) dengan melakukan pengumpulan data
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengapresiasi serapan jemaah haji tahun ini. Pasalnya, jumlah jemaah yang batal berangkat hanya 0,17
Besok, Rabu (6/7), Kementerian Perdagangan siap meluncurkan produk minyak goreng kemasan sederhana ukuran satu liter seharga Rp14 ribu.Peluncuran minyak goreng
Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengakui mengambil lebih dari 12,5 persen untuk operasional lembaga dari jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan. ACT mengklaim hanya
Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjadi sorotan publik dan trending topik di Twitter dengan tagar #JanganPercayaACT pada Senin, 4 Juli 2022.Itu setelah sebuah majalah