Ratna Sarumpaet Terancam UU ITE
BERI KETERANGAN – Ratna Sarumpaet memberikan klarifikasi terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di Kediaman Ratna Sarumpaet, Kawasan Bukit Duri, Jakarta, Rabu (3/10). (ismail pohan/indopos)
JAKARTA - Polisi menegaskan jika viralnya berita penganiayaan Ratna Sarumpaet di media sosial merupakan berita hoax. Dari penyelidikan yang telah dilakukan Polisi, mendapati adanya perbedaan fakta di lapangan dengan berita yang beredar.
Sebelumnya, kabar tersebut juga ikut diviralkan oleh sejumlah politisi yang tergabung dalam koalisi pendukung calon presiden Prabowo Subianto. Polisi menegaskan, perbedaan fakta yang ada, diketahui setelah pihaknya memeriksa rumah sakit tempat bedah estetika di kawasan Menteng.
Polisi mendapati rekaman CCTV pada tanggal dimana Ratna mengaku dipukuli oleh tiga orang yang tidak dikenal. ”Sudah kami lakukan pemeriksaan kepada pihak rumah sakit. Kami juga telah mengamankan CCTV yang ada,” terang Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto di Mapolda Metro Jaya, kemarin.
Bukan hanya memeriksa rekaman CCTV, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat terkait keterangan Ratna yang mengaku dipukuli di Bandara Hesuin Sastranegara, Kota Bandung, pada 21 September lalu. ”Informasi yang katanya ada event internasional di Bandung pada saat kejadian juga sudah kami konfirmasi. Hasilnya diketahui tidak ada kegiatan tersebut,” ungkap dia.
Lebih lanjut menurut dia, laporan terhadap Ratna Sarumpaet yang menjadi korban penganiayaan hingga saat ini belum ada. Namun, pihaknya sudah mendapati tiga laporan mengenai berita hoax ibu dari aktris Atiqah Asiholan tersebut.
Pihaknya mengakui, baru mengetahui adanya viral tersebut setelah ramai pemberitaan dari media. Selain itu, laporan tiga pihak yang masuk kepada Kepolisian menjadi pintu masuk penyidikan kasus tersebut.
”Kami tahunya juga saat ada pemberitaan,” jelas Setyo.
Semua pembuat dan penyebar berita bohong, kata dia, akan dikenakan oleh undang-undang ITE. Namun, terkait hal tersebut pihaknya masih melalukan penyelidikan tentang siapa saja yang akan disangkakan dengan Undang-undang tersebut.
Pengakuan Ratna atas kabar bohong penganiayaan yang menimpa dirinya disampaikan di kediamannya di kawasan Kampung Melayu, kemarin. Didampingi sejumlah aktivis perempuan, Ratna mengakui bahwa pada 21 September dirinya mendatangi Rumah Sakit Bedah Bina Estetika, untuk bertemu Dr Sidik.
Ratna mempercayakan proses sedot pipi kiri dan kanannya kepada Dr Sidik, yang telah melakukan proses itu sebanyak tiga sampai empat kali. Setelah operasi dijalankan tanggal 21, tanggal 22 pagi, Ratna bangun dan mendapati mukanya lebam-lebam secara berlebihan.
Hal tersebut tidak seperti yang dia alami. Namun, Dr Sidik menyebut gejala itu adalah hal yang biasa. ”Jadi, apa yang saya katakan ini menyanggah bahwa ada penganiayaan,” kata Ratna, yang mengenakan baju warna ungu itu.
Ratna mengaku, keputusannya untuk berbohong muncul karena merasa membutuhkan alasan, mengapa mukanya lebam-lebam. Ratna mengaku dipukuli orang. Jawaban yang disebut berasal dari bisikan setan itu dalam satu minggu ke depan terus dikorek oleh anggota keluarganya.
”Saya nggak pernah membayangkan saya akan terjebak kebodohan seperti ini. Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita,” ujarnya.
Setelah sakit kepalanya mereda, Ratna menyebut mulai berhubungan dengan pihak luar. Dari situ, ternyata Ratna kembali melanjutkan rangkaian kebohongannya, sampai dirinya bertemu dengan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
Cerita itu terus berlanjut saat Ratna dikunjungi Prabowo yang didampingi Amien Rais dan Djoko Santoso. ”Bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu,” ujarnya.
Ratna mengaku sudah tidak sanggup membendung kebohongan, setelah muncul gelombang dukungan kepada dirinya. Mulai dari pertemuan para aktivis di Cikini, sampai Prabowo melakukan konferensi pers resmi terkait situasi dirinya. Ratna kemudian memutuskan memanjatkan sholat malam, dan ingin agar polemik ini segera berhenti.
”Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak, termasuk kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini,” ujarnya, mulai menangis.
Ratna juga meminta maaf kepada Prabowo, yang dengan tulus membela dirinya. Termasuk kepada Amien, dan para anggota di BPN Prabowo-Sandi. ”Saya melukai hati kalian, saya membuat kalian marah,” ujarnya.
Ratna juga meminta maaf kepada para emak-emak yang selalu mendukung dirinya. Termasuk juga meminta maaf kepada semua pihak yang selalu dia kritik, yang kemudian kritik itu akhirnya berbalik pada dirinya. ”Kali ini saya pencipta hoax terbaik ternyata, menghebohkan semua negeri,” ujarnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombespol Argo Yuwono belum dapat memastikan kapan akan mengamankan Ratna Sarumpaet terkait berita hoax yang dia sebarkan. Menurut dia, semua langkah yang ada harus sesuai dengan aturan yang ada. ”Harus ada berita acaranya sebelum diamankan,” kata dia singkat. (bay/jun/lyn/far/idr/lum/(bry)