JAKARTA - Disebut dibayar Rp74 miliar, Denny Siregar dan Abu Janda yang dikenal sebagai buzzer pemerintah dikatakan bertugas menghancurkan Islam.
Hal ini seperti dikatakan dalam ceramah Ustaz Andri Kurniawan yang menyindir para buzzer yang kerap menghina Islam. Ceramah itu tengah viral saat ini.
Selain keduanya, Ustaz Andri juga menyebut buzzer Ade Armando.
"Pemerintah untuk memperkuat sekulerisasi di Indonesia, yaitu mendirikan kelompok buzzer. Ade Armando, Abu Janda, Denny Siregar dan lain-lain," kata Ustaz Andri dikutip dari potongan video ceramahnya yang diunggah oleh akun TikTok @mujahidd_bandung, Rabu (27/4).
Dia mengatakan, para buzzer itu disediakan anggarannya sebesar Rp74 miliar dari APBN.
"Digaji langsung dari pemerintah, ambil dari APBN, berapa kiri-kira gaji para buzzer-buzzer itu, 74 miliar," katanya.
"Tugasnya menghancurkan Islam di Indonesia" sambung dia.
Dia kemudian menyebut Ade Armando yang beberapa kali dipolisikan terkait kasus penistaan agama, tetapi tidak diproses.
"Ade Armando ini orang Minang, dosen Universitas Indonesia dan seorang muslim. Tapi ditugasi oleh pemerintah untuk melecehkan Allah, Rasulullah, Islam, Al-Quran dan melecehkan ulama," ujarnya.
"Di Indonesia ini kan ada undang-undang KUHP pasal 156 A tentang penodaan agama. Indonesia kan negara hukum, kira-kira pernah tidak Ade Armando ditangkap. Tidak pernah, karena dia ditugasi negara," ujarnya.
Selain Ade Armando, Abu Janda juga pernah dipolisikan. Tetapi tidak diproses. Karena dia menilai, mereka para buzzer ditugasi oleh negara.
"Abu Janda, pernah nggak dia ditangkap? Tidak pernah, karena dia memang ditugaskan negara untuk menghancurkan Islam di Indonesia," ujarnya.
"Deni Siregar juga ditugaskan negara untuk melecehkan Islam, ulama, dan Al-Quran. Dia juga tokoh syiah yang digaji oleh pemerintah Rp74 milliar dari APBN," imbuhnya menandaskan.
Ceramah Ustaz Andri Kurniawan ini diduga diambil dari video YouTube Al Faruq Chanel dengan judul: Abu Janda Cs Digaji Pemerintah 74 Miliar dari APBN. Video tersebut diunggah satu tahun yang lalu dan telah ditonton sebanyak 81 ribu kali.
Dikutip dari Fin.co.id, Ustaz Andri mengatakan, para buzzer itu sengaja dipelihara oleh negara. Bahkan dia menyebut, buzzer digaji oleh negara dengan APBN.
Tujuan adanya buzzer, kata Ustaz Andri, untuk memperkuat sekuler di tanah air hingga akhirnya ada ruang untuk kebangkitan Komunis. (ima/rtc)
Gegara puja-puji kunjungan kepala negara ke Rusia dan Ukraina, Denny Siregar dan Eko Kuntadhi, dua pegiat media sosial pendukung pemerintahan Presiden Joko
Pegiat Media Sosial Denny Siregar melalui sosial medianya mempertanyakan perihal istilah cebong, kadrun dan kampret yang dimaksud Surya Paloh beberapa waktu
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai pegiat media sosial Denny Siregar sebagai bapak politik identitas Indonesia.Karenanya, menurut Denny Siregar, tidak
Lawan-lawan politik Anies Baswedan saat ini mulai memainkan pola-pola pembusukan kepadanya, seperti yang dilakukan pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Haris Pertama murka dan tidak terima dengan tuduhan Denny Siregar tersebut. Sebab, M Taufik adalah senior Haris di HMI Cabang Jakarta dan juga Ketua KAHMI DKI.
Menyebut Indonesia negara seksi untuk dijadikan khilafah, aktivis media sosial Denny Siregar penasaran dari mana sumber dana Khilafatul Muslimin.Saat ini,
Airlangga menuturkanpemerintah sudah mendorong Satgas Penanganan PMK untuk bekerja dengan cepat menyuntikkan vaksin dan mengatur lalu lintas ternak.
Usai heboh kabar misi perdamaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibantah Ukraina, di media sosial beredar foto Jokowi memangku seorang wanita seksi di pantai.&
Bareskrim Polri membuka penyelidikan terkait dugaan penyelewengan dana umat oleh organisasi sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) dengan melakukan pengumpulan data
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengapresiasi serapan jemaah haji tahun ini. Pasalnya, jumlah jemaah yang batal berangkat hanya 0,17
Besok, Rabu (6/7), Kementerian Perdagangan siap meluncurkan produk minyak goreng kemasan sederhana ukuran satu liter seharga Rp14 ribu.Peluncuran minyak goreng
Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengakui mengambil lebih dari 12,5 persen untuk operasional lembaga dari jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan. ACT mengklaim hanya