JAKARTA - Dugaan video Edy Mulyadi menghina Kalimantan viral di media sosial. Mantan Caleg PKS nomor urut 8 Daerah Pemilihan Jakarta III itu secara tegas menolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan.
Edy pun melontarkan pernyataan ke sejumlah pihak yang berniat membangun rumah di sana. Bahkan Edy merasa bingung sekaligus yakin tidak ada perusahaan yang mau membangun rumah di Kalimantan.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan pasti akan bingung untuk memasarkan rumahnya ke siapa, jika membangunnya di sana. "Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo, ngapain gue bangun di sana?” tanya Edy.
Lebih parahnya lagi, Edy Mulyadi diduga mengatakan bahwa wilayah Kalimantan sering dijadikan sebagai tempat jin untuk membuang anak.
"Bisa memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendiri lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," tutur Edy.
Bukan hanya itu saja, ada seorang pria di sebelah Edy Mulyadi yang diduga menyebut kalimat yang pantas untuk diucapkan. "Hanya monyet (yang mau)," pungkasnya.
Melihat video ucapan itu membuat aktivis Jaringan Islam Liberal, yakni Mohamad Guntur Romli atau yang kerap disapa Gun Romli merasa geram.
Dia mempertanyakan mengapa orang seperti Edy Mulyadi masih belum bisa diamankan oleh pihak yang berwenang, karena telah menyebarkan berbagai macan informasi hoaks.
“Kok bisa ya Edy Mulyadi msh bebas membuat hoax & menghina sprt ini. "tempat jin buang anak" "kuntilanak, genderuwo" Ada yg nyebut monyet terus tertawa-tawa,” cuit Gun Romli di akun Twitternya (@gunromli), dikutip pada Minggu (23/1).
Sementara itu sejumlah netizen di Twitter terlihat juga ikut mengkritik ucapan Edy Mulyadi yang dianggap tidak pantas diucapkan. "Menghina Kalimantan sama dengan menghina Indonesia. Kalimantan adalah bagian dari Indonesia!," komentar netizen di Twitter.
"Wahh parah sih. Saya dulu tinggal di kalimantan setahun, rasanya nyaman dan orangnya ramah2. Kalimantan kaya SDA. Even Kalimantan bisa bikin negara sendiri loh," sahut netter lain.
"Caleg2 gagal mulai menarik simpati. Tapi mereka lupa di pileg sebelumnya kalangan mereka pun sedikit yang melirik bahkan ada yang keluarganya sendiri pun tidak memilih," tulis netizen lainnya. (ris/zul)
Berkembangnya isu terorisme dan radikalisme dengan dideportasinya Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh Pemerintah Singapura tidak ada hubungannya.
Akhirnya, proyek pengadaan gorden vitrase dan kerai rumah dinas anggota DPR RI di Kalibata dan Ulujami Jakarta senilai Rp43,5 miliar dibatalkan.
Berbagai reaksi bermunculan usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui Elon Musk di Stargate Space X, Boca Chica, Amerika Serikat (AS).
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana dikabarkan mulai mengemasi barang-barang pribadinya dari Istana Negara untuk kemudian dikirim ke Solo, Jawa Tengah.
Penolakan masuk Ustaz Abdul Somad (UAS) ke Singapura berbuntut panjang. Kementerian Luar Negeri melalui KBRI di Singapuratelah mengirimkan nota diplomatik.
Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA), membenarkan bahwa Ustaz Abdul Somad Batubara (UAS) dan keluarga ditolak masuk ke Singapura dan kembali ke Batam,