JAKARTA - Klaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyampaikan pesan dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin merupakan kesalahan fatal yang memalukan bangsa Indonesia.
Apalagi, usai kedatangan Jokowi, Rusia justru terekam semakin gencar melakukan serangan-serangannya ke Ukraina. Klaim Jokowi juga sudah dibantah Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov, yang memastikan tidak ada pesan tertulis dari Zelensky untuk Putin.
Menanggapinya, Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menilai bangsa Indonesia sudah dipermalukan oleh presidennya sendiri. Utamanya setelah bantahan diungkapkan Kantor Presiden Ukraina.
"Jika benar terjadi, maka Jokowi sebagai Presidensi G-20 lakukan kesalahan fatal. Kesalahan ini memalukan bangsa Indonesia," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/7).
Koordinator Indonesia Bersatu ini mengungkapkan tidak pantas seorang kepala negara dan kepala pemerintahan seperti Jokowi melakukan kekeliruan yang fatal.
"Sangat memalukan. Gagal dan tidak pantas memimpin G-20. Juga tidak pantas memimpin rakyat Indonesia karena memalukan di forum internasional," tegas Muslim.
Apalagi, kata Muslim, saat ini Rusia dan Ukraina sedang berperang. Dengan adanya klaim Jokowi tersebut, perang Rusia dan Ukraina akan semakin berkobar.
"Bahkan setelah Jokowi meninggalkan Ukraina, Ukraina digempur Rusia semakin hebat. Alih-alih mendamaikan, malah mengobarkan peperangan. Ini diplomasi yang gagal," pungkas Muslim.
Rencana lawatan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) keTiongkok akhir Juli nanti bocor.
Kendati utang Indonesia saat ini sudah mencapai lebih dari Rp7 ribu triliun,kans Presiden Joko Widodo (Jokowi) jatuh bisa dikatakan susah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ibu-ibu di Tanah Air dapat mengatur jeda kelahiran anak-anaknya untuk mengatasi persoalan stunting..
Pesan dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin yang disebut dibawa Presiden Jokowi langsung dibantah Ukraina.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini tidak membawa misi damai untuk Ukraina dan Rusia pada kunjungan kenegaraannya pekan lalu.
Bukan tanpa alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai kini lebih memilih untuk tinggal dan menetap di Istana Bogor ketimbang di Istana Merdeka, Jakarta.
Pengakuan terbaru Bharada E yang menyebut bukan dirinya yang membunuh Brigadir J ternyata tidak lepas dari peran 3 jenderal yang mendampinginya menghadap
Irjen Ferdy Sambo diduga melakukan pelanggaran kode etik terkait penanganan tempat kejadian perkara (TKP) meninggalnya Brigadir J di Kompleks Polri Duren Tiga,
DirtipidumBareskrim Polri, BrigjenAndi Rian Djajadi menegaskanajudan istri Irjen Ferdy Sambo, Brigadir RR telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pengajuan justice collabolator (JC) oleh Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E akan ditindaklanjutiLembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)
Identitas Brigadir RR, ajudanistri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, yang ditangkap Bareskrim Polri setelah Bharada E mulai dicari-cari publik dan netizens.
Permintaan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang diajukan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi bisa saja ditolak.