JAKARTA - Pernikahan beda agama di Semarang beberapa hari lalu menjadi polemik di masyarakat. Perdebatan ini ternyata pernah diulas Direktur Pusat Studi Al-Quran Prof Dr. M. Quraish Shihab.
Pakar tafsir termasyhur tersebut menjelaskan dengan santun, sejuk, dan tak menggurui. Diakuinya, perdebatan nikah beda agama dalam pandangan Islam terus menjadi perdebatan yang tidak ada ujungnya.
Pro kontra kerap tersaji jika menyinggung soal ini. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Semarang, Jawa Tengah.
Seorang wanita muslim lengkap dengan busana pengantin hijab tertutup menggelar pernikahan di gereja. Mempelai laki-laki diketahui menganut agama Katolik.
Quraish menyampaikan sejatinya agama menghendaki agar tuntunan agama itu diperhatikan oleh setiap penganut agama.
Terkait pernikahan beda agama, Quraish Shihab mengatakan, Alquran membolehkan pria muslim menikah dengan perempuan ahlul kitab yakni Yahudi dan Kristen.
Alasannya, karena Yahudi dan Kristen tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai nabi, boleh jadi pembohong bukan nabi.
Sebaliknya Islam mengakui Nabi Isa AS sebagai nabi.
“Islam membenarkan seorang muslim laki-laki mengantar istrinya ke gereja. Sehingga Islam membenarkan pria muslim menikah dengan ahlul kitab,” terang Quraish Shihab saat berbincang bersama putrinya Najwa Shihab dilansir dari kanal YouTube Shihab & Shihab bertajuk Pernikahan Dalam Islam: Nikah Beda Agama, Senin (14/3).
Dengan catatan, lanjut Quraish, tidak sebaliknya bahwa wanita muslim dinikahi oleh pria nonmuslim. Karena dikuatirkan pria nonmuslim menikah dengan muslimah bisa jadi dia dipaksa (murtad).
“Tetapi ulama-ulama sekarang termasuk Buya Hamka dalam tafsirnya berkata begini: Sekarang mestinya dilarang deh semuanya. Muslim menikah aja dengan muslimah supaya semakin dekat budaya dan nilai-nilai maka semakin berpotensi besar untuk hidup,” jelas Quraish.
“Jangan sampai lelaki muslim menikah dengan wanita nonmuslim, kemudian si lelaki dipengaruhi untuk keluar dari agamanya,” tandasnya dikutip dari Fajar.co.id. (ima/rtc)
Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang mengesahkan pasangan suami istri berbeda agama harus diperiksa dan ditindak tegas.
Mencontohkan pernikahan beda agama yang marak saat ini, aktivis muda NU (Nahdlatul Ulama) Mohamad Guntur Romli mengungkap kisah mencengangkan.Guntur Romli
Staf Khusus (Stafsus) Presiden Jokowi, Ayu Kartika Dewi baru saja menggelar pernikahan beda agama dengan Gerald Bastian.Pernikahan ini menjadi sorotan publik
Pengguna Twitter hari ini, Sabtu (19/3) meramaikan tagar JanganNikahBedaAgama. Hingga pukul 20.24 WIB, tagar tersebut masih menjadi trending topik dengan 6.427
Sempat ramai pernikahan beda agama di Semarang, kini pernikahan serupa kembali terjadi. Kali ini, digelar oleh Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Ayu
Meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menegaskan pernikahan beda agama haram, tidak begitu dengan pendapat Civil Society Watch (CSW).Lembaga ini menyatakan
Pemerintah merencanakan RAPBN 2023 Rp3.041,7 triliun, meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.230 triliun, serta transfer ke daerah Rp811,7 triliun.
Meski tak diketahui persis identitasnya, tapi puluhan orang tersebut diduga anggota polisi. Karena tak ingin ada bentrok, Brimob pun memilih mundur.
Tiga hari setelah Brigadir J tewas, tepatnya pada Senin, 11 Juli 2022, rekening atas nama Brigadir J diketahui melakukan transaksi transfer uang Rp200 juta.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menegaskan,KIB lebih mengedepankan narasi dan gagasan besar untuk Indonesia.
Kasus pembunuhan Brigadir J terus bergulir. Terbaru, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyebut istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi diduga
Secara khusus, Airlangga Hartarto mengakui, peran media menjadi sangat penting untuk mewujudkan optimisme kestabilan sosial di masyarakat.