INDIA, radartegalonline – Pada hari Minggu, 4 Juni 2023, pihak berwenang India mengumumkan bahwa operasi penyelamatan telah selesai setelah terjadi kecelakaan kereta api yang sangat fatal di negara tersebut.
Kecelakaan ini merupakan yang terburuk dalam lebih dari dua puluh tahun terakhir. Penyebab kematiannya adalah kegagalan sinyal.
Setidaknya 275 orang tewas. Jumlah korban tewas dari kecelakaan Jumat malam telah dikoreksi menjadi 288, tetapi kemudian diketahui bahwa beberapa mayat telah dihitung dua kali.
Hal ini diungkapkan oleh Pradeep Jena, kepala sekretaris negara bagian Odisha di bagian timur India. Dia menyatakan kepada wartawan bahwa tidak mungkin jumlah korban tewas akan meningkat lagi. “Sekarang operasi penyelamatan telah selesai,” tambahnya.
Tuntaskan Operasi Penyelamatan Kecelakaan Kereta Api di Odisha
Namun, hampir 1.200 orang mengalami luka-luka ketika sebuah kereta penumpang menabrak sebuah kereta barang yang sedang berhenti, keluar dari jalur, dan menabrak kereta penumpang lain yang sedang melintas di sekitar distrik Balasore.
BACA JUGA: Ini 3 Kereta Baru di Daop IV Semarang, Beroperasi Bulan Depan
Kereta Api India, yang dikelola oleh pemerintah dan mengangkut lebih dari 13 juta orang setiap hari, sedang berusaha meningkatkan catatan keselamatannya yang sudah tua dan kurang baik.
Perdana Menteri Narendra Modi, yang akan menghadapi pemilihan umum tahun depan, mengunjungi lokasi kejadian pada hari Sabtu untuk berbicara dengan petugas penyelamat, memeriksa reruntuhan, dan bertemu dengan beberapa korban yang terluka.
Modi menyatakan, “Mereka yang terbukti bersalah akan menerima hukuman yang berat.”
Menurut anggota Dewan Kereta Api, Jaya Varma Sinha, penyelidikan awal mengindikasikan bahwa Coromandel Express, yang sedang menuju Chennai dari Kolkata, keluar dari jalur utama dan masuk ke jalur samping yang seharusnya mereka gunakan untuk memarkir kereta.
Kecepatan Coromandel Express saat itu adalah 128 kilometer per jam ketika menabrak kereta barang yang sedang parkir di jalur samping.
Akibat tabrakan tersebut, mesin dan empat atau lima gerbong pertama dari Coromandel Express terlempar dari rel, terguling, dan menabrak dua gerbong terakhir dari kereta Yeshwantpur-Howrah yang sedang bergerak ke arah berlawanan dengan kecepatan 126 kilometer per jam di jalur utama kedua.
BACA JUGA: Uji Coba Kereta Cepat Jakarta Bandung, Target KCIC Kecepatannya Sampai 380 Kilometer/Jam
Sinha mengatakan kepada wartawan, “Akibatnya, kedua kereta tersebut keluar dari jalur dan terjadi kecelakaan yang serius.” Meskipun kedua masinis kereta penumpang itu terluka, mereka selamat dari kejadian tersebut.
Restorasi dan evakuasi korban kereta api
Pekerja dengan menggunakan alat berat sedang bekerja untuk membersihkan jalur yang rusak, kereta api yang rusak, dan kabel listrik. Sementara itu, kerabat yang putus asa sedang menyaksikan proses tersebut.
Lebih dari 1.000 orang terlibat dalam upaya penyelamatan ini, seperti yang Kementerian Kereta Api umumkan melalui akun Twitter mereka.
Menteri Perkeretaapian, Ashwini Vaishnaw, mengatakan, “Kami berharap semua pekerjaan restorasi selesai pada Rabu pagi, dan jalur rel dapat berfungsi kembali.”
Di pusat penanganan jenazah, di mana proses identifikasi sedang berlangsung, puluhan kerabat sedang menunggu dengan banyak yang menangis. Mereka memegang kartu identitas dan foto orang-orang tercinta yang telah hilang.
BACA JUGA: Mau Jalan-jalan Gratis? Beli Tiket Kereta Api Online dan Menangkan Hadiahnya
Kanchan Choudhury, berusia 49 tahun, sedang mencari suaminya di pusat tersebut. Lima orang dari desanya berada di kereta, empat di antaranya sedang dirawat di rumah sakit karena luka-luka.
Kanchan Choudhury mengatakan dengan sedih bahwa suaminya mereka temukan telah meninggal dunia. Sambil menunggu untuk mengajukan tuntutan ganti rugi, dia membawa kartu identitas miliknya dan suaminya.
Menurut Menteri Perkeretaapian, Vaishnaw, keluarga korban yang meninggal dunia akan menerima kompensasi sebesar 1 juta rupee (sekitar Rp 181 juta), sementara yang terluka parah akan mendapatkan 200.000 rupee (sekitar Rp 36 juta), dengan jumlah 50.000 rupee (sekitar Rp 9 juta) untuk yang mengalami luka ringan.
Demikian informasi tentang kabar terupdate tentang kecelakan kereta api di India. Semoga bermanfaat.***