JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat jumlah utang pemerintah Indonesia sebesar Rp6.418,15 triliun atau setara 40,49 persen dari produk domestik bruto (PDB) per akhir Mei 2021.
Adapun jumlahnya turun Rp109,14 triliun dalam sebulan terakhir dari Rp6.527,29 triliun atau 41,18 persen dari PDB pada akhir April 2021.
Namun, jika dibandingkan Mei 2020, jumlah utang pemerintah naik Rp1.159,58 triliun dari Rp5.258,57 triliun atau 32,09 persen dari PDB.
Saat sebelum pandemi, utang Indonesia mengalami lonjakan tinggi dan di satu sisi pertumbuhan ekonomi merosot.
Sekarang, aliran utang luar negeri yang menggunung harus bisa dipertanggungjawabkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan mengurai secara detail penggunaannya pada publik.
"Malahan ada pandemi ini justru jadi “justifikasi” untuk terus memproduksi utang baru tanpa ada perubahan kebijakan progresif, kecuali memburu pajak hingga ke sembako rakyat dan bujuk rayu rencana rekapitalisasi dana wakaf dan lain-lain," ujar Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy Satyo Purwanto dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (27/7).
Menurutnya, gaya neoliberalis yang selalu diperlihatkan Sri Mulyani akan terus konservatif dalam menjalankan kebijakan.
Satyo tidak menampik bahwa semua negara terdampak pandemi dan perekonomian global mengalami kemunduran. Sehingga banyak negara juga memproduksi utang.
Namun tentunya tidak semua negara bisa dianggap sama dalam posisinya terhadap utang. Yang menjadi persoalannya untuk Indonesia adalah sudah sejak lama perekonomian Indonesia dikendalikan teknokrat IMF WB, dan pandemi semakin mereduksi kekuatan ekonomi Indonesia yang semakin 'terjerat' dalam skenario utang jangka panjang dengan progresifitas yang cukup mengkhawatirkan.
"Kemenkeu mestinya juga harus terbuka kepada masyarakat ke mana saja aliran distribusi setiap utang yang diproduksi oleh pemerintah setiap tahunnya, yang berasal dari pinjaman atau penerbitan obligasi pemerintah dalam dan luar negeri," pungkas Satyo. (rmol.id/ima)
Politisi senior Abdillah Toha menyayangkan nama Sri Mulyani tidak masuk dalam radar capres dengan sederet prestasi yang dia miliki.“Bangga kita punya Sri
Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk tahun 2022 telah ditetapkan Rp 414 triliun, seperti yang diungkapkan Menkeu, Sri Mulyani Indrawati.
Angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 dipercayaiMenteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati akan tumbuh diatas 5 persen.
Pada 2045 mendatangdiprediksi banyak orang yang kesepian.Hal ini karena mereka tidak bisa masuk ke dunia dimensi virtual.
Pembantu Presiden Joko Widodo yang lebih mengedepankan kontroversi ketimbang prestasi hanya akan menjadi beban negara dan pemerintahan. Oleh karena itu,
Reshuffle kabinet sudah diisukan terjadi pada Rabu Pon atau pada 8 Desember 2021.Sejumlah nama digadang-gadang masuk dalam daftar nama menteri yang akan dicopot
Memaknai peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Telkomsel semakin memperkuat dan menegaskan komitmennya untuk selalu hadir terdepan dalam
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi meluncurkan dua mobil sekaligus yang sudah dinantikan publik Tanah Air, yaitu Baleno dan S-Presso. Peluncuran line up
Suspensi sepeda motor berguna untuk membantu menyerap guncangan atau benturan jalan yang dialami roda, sehingga akan membuat pengendara menjadi lebih nyaman.
Vaksinasi bertujuan mengurangi risiko penularan Covid-19 dengan membentuk kekebalan komunal (herd immunity) menjadi perlindungan kelompok (herd protection).
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sudah memberi banyak insentif untuk menghadirkan kendaraan listrik melalui berbagai regulasi.
Perusahaan bidang investasi, kata Ganjar, punya kewajiban mengedukasi publik sebelum investasi. Bagaimana cara memilih, legalitas, dan kredibilitasnya.