JAKARTA - Aparat diminta bisa bersikap adil menyikapi kasus kerumunan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Habib Rizieq Shihab (HRS). Permintaan itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas.
Anwar Abbas menilai baik Presiden Jokowi maupun Habib Rizieq sama-sama melakukan pelanggaran protokol kesehatan (prokes). Bedanya, pelanggaran prokes dilakukan Presiden Jokowi saat kunjungan kerja, sedangkan Habib Rizieq Shihab saat acara keagamaan.
Sedangkan kesamaannya, pelanggaran prokes itu dilakukan oleh dua orang yang sama-sama memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat. Anwar kemudian menganalogikan kasus kerumunan kedua tokoh tersebut.
“Kalau Habib Rizieq ditahan karena tindakannya, maka logika hukumnya, supaya keadilan tegak dan kepercayaan masyarakat kepada hukum dan para penegak hukum bisa tegak,” jelasnya.
Begitu juga dengan orang nomor satu di Indonesia itu, harus pula ditahan sebagaimana Habib Rizieq Shihab. “Maka Presiden Jokowi tentu juga harus ditahan,” kata Anwar.
Kendati demikian, lanjut Anwar, akan ada konsekuensi sangat besar jika presiden ditahan. Hal itu berkenaan dengan keberlasungan pemerintahan dan negara.
“Tapi kalau Presiden Jokowi ditahan, negara bisa berantakan,” tegasnya.
Sedangkan ditahannya Habib Rizieq, sambungnya, membuat ummat juga menjadi berantakan. “Padahal kita tidak mau bangsa dan negara serta rakyat dan ummat kita berantakan,” tambahnya.
Demi keadilan, Anwar menyarankan kedua tokoh tersebut diberi hukuman berupa denda ketimbang dilakukan penahanan. “Untuk itu, Jokowi harus dihukum dengan dikenakan denda dan Habib Rizieq juga dihukum dengan dikenakan denda,” saran dia.
“Sehingga dengan demikian masing-masing mereka tetap bisa bebas melaksanakan tugas dan aktivitasnya sehari-hari,” pungkasnya. (pojoksatu/zul)
Kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali pada Rabu pagi (21/4) diduga mengalami mati listrik atau black out.Meski belum ditemukan
Kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali pada Rabu pagi (21/4) diduga mengalami mati listrik atau black out.Meski belum ditemukan
Kapal selam milik TNI AL dengan nama KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak di 60 mil dari Bali bagian utara, Rabu (21/4).KRI Nanggala-402 berada di perairan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terus dihujani kritik yang berkaitan dengan kementerian yang dipimpinnya.Isu reshuffle kabinet
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengurai detik-detik kapal selam KRI hilang kontak saat latihan.Dikutip dari RMOL, kapal selam KRI
Dianggap mencurigakan saat anggota Tim Patriot berpatroli di Jalan Telukpucung, Bekasi Utara, seorang remaja digeledah Anggota Tim Patriot Polres Metro Bekasi.